Monthly Archives: July 2012

Tarawih, Witir, dan Tahajjud di Bulan Ramadhan

Standard

01. tarawih adl shalat malam yg khusus hanya ada di bulan ramadhan | dalilnya banyak dan jelas, Rasulullah melakukannya
02. ada banyak tanya apakah tarwih 11 rakaat atau 23 rakaat | yang manapun boleh, yang paling afdhal adl ikuti yg jadi imam
03. “orang yg shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk” (HR Tirmidzi)
04. jadi mau 11 rakaat, mau 23 rakaat, boleh aja, yang penting ikuti imam tarawihnya | dia 11 rakaat kita ikut, dia 23 rakaat kita ikut
05. karena Rasul pernah tarawih 11 rakaat, Umar ra tarawih 23 rakaat | dan Umar ra. bukan bid’ah, dia lakukan ada dalilnya | jadi boleh2 aja
06. yang nggak betul kalo tarawihnya 23 rakaat tapi kayak lomba lari, al-fatihah satu isapan napas selesai | nah ini nggak tepat Read the rest of this entry

Di Penghujung Kehamilan

Standard

Masa yang dinanti. Di penghujung kehamilan. Hari itu, selasa malam, 14 Februari 2012, kontraksi sesekali mulai dirasa. Masih ringan dan lembut. Muncul tak kenal waktu, dan hilang sendirinya. Sebuah pertanda jelas sudah bertandang. Mulailah saya sibuk di dapur. Menyiapkan lauk pauk untuk bekal kami selama di RS juga untuk cadangan makanan beberapa hari pasca persalinan.

Alhamdulillah, senyum selalu merekah. Sesekali suami tercinta mulai bercanda. Ya, beliau tahu putri keduanya akan segera lahir. Segala usaha dilakukannya untuk membuat saya tetap rileks.

Bukan serta merta ia berusaha tenang dan menenangkan saya, sekalipun memang ia bukan tipe panikan. Sudah ada pembicaraan sebelumnya yang merupakan salah satu plan kami ketika tanda persalinan muncul. Jauh-jauh hari saya sudah mendiskusikan bagaimana kondisi yang nyaman untuk saya ketika kontraksi mulai dirasa, termasuk permintaan saya pada suami untuk mencari bahan candaan sebanyak-banyaknya 🙂 Alhamdulillah, ia pun tak sulit melakukannya. Dan ia tak enggan pula membaca setiap artikel seputar kehamilan dan persalinan. Hal tersebut penting dilakukan bersama. Karena bukan hanya si Ibu yang harus berbekal ilmu persalinan, melainkan semua orang terdekat yang akan mendampingi persalinan, khususnya suami. Tak bijak rasanya jika si ibu berhasil menenangkan diri, namun lingkungan malah menciptakan suasana tegang, panik, dan ketidaknyamanan lainnya. Jadi, siapkan segala sesuatu bersama suami. Detail! Sampaikan apa yang harus dilakukan suami untuk membuat kondisi anda nyaman saat persalinan tiba! Read the rest of this entry

Goresan Hati Ini…

Standard

Entah mau nulis apa. Hanya saja, sudah lama tak mengunjungi blog ini. Ada banyak cerita, namun pastinya tak semuanya harus diceritakan. Yang pasti, selain mempersiapkan diri dan targetan untuk bulan ramadhan, ada banyak keinginan untuk bisa melakukan ini dan itu. Yang masih menjadi keinginan.

Hari ini saya baru melihat suatu video di youtube yang berdurasi kurang lebih 1 jam. Video yang mengungkapkan ‘The Real Face of Syiah’  Astagfirulloh, ternyata saya baru tahu bagaimana Iran yang sesungguhnya. Dalam video itu juga ada bagian ketika muslim Iraq menyampaikan keadaan umat muslim di sana. Seorang syaikh ahlusunnah yang mendengarkannya lewat telpon tak kuasa menahan tangis. AllohuAkbar. Saya pun larut dalam kepedihan yang dirasakan mereka. Begitu merindu Islam kembali berjaya. Saya yang tak begitu paham bagaimana Syiah terbentuk, segera berdiskusi dengan suami. Sedikit mendapat pencerahan. Adalah benar, kita harus terus memperkuat aqidah. Dan apa gerangan yang terjadi pada diri ini? Disaat sauadara muslim lain hanya berhadapan dengan dua kondisi, hidup dalam tekanan atau mati syahid, saya masih saja terlena dengan berita-berita dan pembelajaran yang belum layak jadi prioritas. Ingin kembali membaca dan memahami sirah nabawiyah. Suatu pola perjuangan Rasullulloh SAW. Saatnya muslim bersatu, merapat dan berbaris bersama dalam jalan dakwah dan medan perjuangan yang sesungguhnya. AllohuAkbar! Read the rest of this entry

Antara Laos dan Lengkuas

Standard

Beberapa kali mempertimbangkan haruskah cerita seperti ini di posting di sini? Setelah merenung, dan bertanya pada lakon cerita, diputuskan untuk ditulis. Lumayan, untuk hiburan kami di masa tua nanti (padahal sekarang juga udah tua). Ya, dibanding banyak yang menulis kisah sedih berumah tangga, bahkan pertengkaran suami istri, mendingan menulis hal-hal yang bisa membuat kita tersenyum.

OK! Begini ceritanya…,

Sabtu sore, 30 Juni 2012, suami bersiap untuk menghadiri pengajian di Mesjid Al Amin, Daegu. Sesaat sebelum berangkat, Read the rest of this entry

Jaminan Kesehatan di Masa Khilafah ‘Abbasiyah

Standard

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat, merupakan salah seorang pakar sains yang hidup antara tahun 251-313 H/865-925 M. Dia hidup pada zaman Khilafah Abbasiyah, bertepatan pada era delapan Khalifah. Mulai dari Khalifah al-Muntashir (861-862 M) hingga Khalifah al-Muqtadir (902-932 M).

Sebagai ilmuan sekaligus dokter, ar-Razi memberikan panduan kepada murid-muridnya, bahwa tujuan utama para dokter adalah menyembuhkan orang sakit lebih besar ketimbang niat untuk mendapatkan upah atau imbalan materi lainnya. Mereka diminta memberikan perhatian kepada orang fakir, sebagaimana orang kaya maupun pejabat negara. Mereka juga harus mampu memberikan motivasi kesembuhan kepada pasiennya, meski mereka sendiri tidak yakin. Karena kondisi fisik pasien banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologisnya (‘Abdul Mun’im Shafi, Ta’lim at-Thibb ‘Inda al-Arab, hal. 279).

Perhatian di bidang kesehatan seperti ini tidak hanya terbatas di kota-kota besar, bahkan di seluruh wilayah Islam, hingga sampai ke pelosok, bahkan di dalam penjara-penjara sekalipun. Pada era itu, sudah ada kebijakan Khilafah dengan rumah sakit keliling. Rumah sakit seperti ini masuk dari desa ke desa. Perlu dicatat di sini, Khilafah saat itu benar-benar memberikan perhatian di bidang kesehatan dengan layanan nomor satu, tanpa membedakan lingkungan, strata sosial dan tingkat ekonomi. Read the rest of this entry

Di Pertengahan Sya’ban, Jelang Ramadhan

Standard

Alhamdulillah wa syukurilah, telah sampai di pertengahan Sya’ban. Artinya, sebentar lagi ramadhan bertandang. AllohuAkbar! Gempita haru bahagia memang selalu mengisi hati setiap muslim saat menyambut bulan penuh berkah, ramadhan. Begitu pun dengan saya. Bahagia tak terkira masih diijinkan-Nya menyiapkan diri untuk sebuah momen penuh ampunan. Dan, mudah-mudahan saya masih diijinkan-Nya pula untuk benar-benar bertemu dengan tamu agung, ramadhan yang penuh berkah. Aamiin

Kali ini adalah ramadhan ke tiga yang saya akan lalui di negeri ginseng, Korea Selatan. Dan, alhamdulillah ramadhan kali ini keluarga kecil kami semakin ramai dengan kehadiran si bungsu. Pastinya, saya pun harus benar-benar memenej waktu. Mengingat malam yang pendek di musim panas yang bertepatan dengan bulan ramadhan ini. Bayangkan, subuh pukul setengah empat dan maghrib hampir pukul delapan. Shaum kurang lebih 16 jam. Si bungsu masih dalam tahap pemberian ASI eksklusif, dan di pertengahan ramadhan kelak ia akan mulai MPASI. Suatu kondisi yang menuntut saya lebih detail lagi menyusun jadwal harian. Semua ini harus dipersiapkan. Karena ternyata, jadwal yang acak-acakan bersama krucil akan memengaruhi mood saya. Benar adanya, setiap tahap perkembangan anak adalah episode baru untuk saya terus belajar dan belajar menenej diri. Alhamdulillah. Read the rest of this entry